Agustin, Nendah (2018) ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN UNIT SIMPAN PINJAM SERTA UPAYA UNTUK MENINGKATKANNYA (Studi Kasus Pada Unit Simpan Pinjam di Koperasi Serba Usaha Tandangsari Sumedang). Skripsi (S1) thesis, Institut Manajemen Koperasi Indonesia.
Text
Halaman Depan.pdf Download (195kB) |
|
Text
BAB 1.pdf Download (111kB) |
|
Text
BAB 2.pdf Restricted to Repository staff only Download (260kB) |
|
Text
BAB 3.pdf Restricted to Repository staff only Download (132kB) |
|
Text
BAB 4.pdf Restricted to Repository staff only Download (172kB) |
|
Text
BAB 5.pdf Download (71kB) |
|
Text
Daftar Pustaka.pdf Download (34kB) |
Abstract
KSU Tandangsari Sumedang adalah Koperasi Serba Usaha yang berada di wilayah Kabupaten Sumedang, tepatnya di kecamatan Tanjungsari. Unit Simpan Pinjam (USP) KSU Tandangsari Sumedang adalah salah satu unit yang sangat dimanfaatkan oleh anggotanya. Menurut Peraturan Deputi Bidang Pengawasan Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Republik Indonesia No 06/PER/DEP.6/IV/2016, Unit Simpan Pinjam adalah wadah yang digunakan sebagai alat pembinaan dan pengawasan lembaga perekonomian di Indonesia. Penilaian Tingkat Kesehatan KSP/USP merupakan hal yang penting bagi pihak terkait yaitu baik anggota, pengurus, pengawas, maupun Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah selaku pembina dan pengawas. Perkembangan Tingkat Kesehatan USP KSU Tandangsari pada tahun 2016 dan tahun 2017 menunjukkan bahwa USP KSU Tandangsari memperoleh predikat Cukup Sehat, predikat yang diperoleh tersebut haruslah ditingkatkan kembali untuk mencapai predikat sehat.Penilaian Tingkat Kesehatan menurut Peraturan Deputi Bidang Pengawasan Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Republik Indonesia No 06/PER/DEP.6/IV/2016 terdapat tujuh aspek yang dianalisis yaitu Aspek Permodalan, Aspek Kualitas Aktiva Produktif, Aspek Manajemen, Aspek Efisiensi, Aspek Likuiditas, Aspek Kemandirian dan Pertumbuhan, dan Aspek Jatidiri Koperasi. Dari ketujuh aspek yang dianalisis tersebut dicari skor dari nilai kredit masing-masing kemudian dijumlahkan dan diperoleh nilai skor keseluruhan. Dari hasil penelitian diketahui bahwa Tingkat Kesehatan USP KSU Tandangsari pada tahun 2016 skor yang diperoleh sebesar 65,85 skor ini menunjukkan bahwa USP KSU Tandangsari mencapai predikat “Dalam Pengawasan” begitu pula pada tahun 2017 skor yang diperoleh sebesar 67,55 dan menunjukkan pencapaian predikat yaitu “Cukup Sehat”. Sejauh ini kegiatan USP KSU Tandangsari sudah memperhatikan pada setiap Aspek terutama Aspek Permodalan, Aspek Kualitas Aktiva Produktif, Aspek Manajemen, Aspek Efisiensi, Aspek Likuiditas, Aspek Kemandirian dan Pertumbuhan, dan Aspek Jatidiri Koperasi. Dari ketujuh Aspek yang dinilai dapat diketahui bahwa yang mempunyai tingkat kesehatan yang paling kecil atau rendah adalah Aspek Likuiditas. Karena skor yang diperoleh yaitu sebesar 8,57 % pada tahun 2016 sehingga menghasilkan skor 2,5 begitu pula pada tahun 2017 skor yang dihasilkan yaitu sebesar 4,2 % dan juga menghasilkan skor 2,5, hal ini terjadi karena tingginya kewajiban lancar dibandingkan dengan kas dan bank yang dimiliki. Akan tetapi Koperasi melakukan kewajiban lancar ditujukan untuk penambahan modal kerja dan bukan hanya disimpan dalam bentuk kas. Kewajiban lancar tersebut digunakan untuk modal kerja dalam upaya meningkatkan pelayanan koperasi kepada anggota. Mengingat bahwa koperasi berkewajiban untuk melayani anggota, apabila cash ratio hingga mencapai 15%-15% yang artinya koperasi mempertahankan posisi Likuiditas yang sehat maka koperasi tidak akan mampu untuk melayani pemberian pinjaman kepada anggota karena dana yang disimpan dalam bentuk kas. Selain berdampak terhadap kecilnya pelayanan terhadap anggota, semakin tinggi cash akan berdampak pada tingginya jumlah biaya dana koperasi (Cost Of Loanable Funds) karena Cost Of Loanable Funds merupakan biaya dana setelah dikurangi cadangan minimum yaitu jumlah kas yang harus selalu tersedia di Koperasi. Cash Ratio yang dihasilkan pada dasarnya sudah termasuk tingkat ratio yang cukup tinggi, hal ini karena bila dibandingkan dengan Cash Ratio Bank yang hanya sebesar 8% maka Cash Ratio Koperasi adalah empat kali lebih besar. Jadi bila dibandingkan dengan Cash Ratio Bank tersebut maka tingkat Cash Ratio koperasi yang dihasilkan tersebut sebenarnya masih bisa dilakukan untuk menambah pemberian pinjaman kepada anggota dan selisih cash yang tersedia.Untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi USP KSU Tandangsari sehingga dapat meningkatkan kinerja Koperasi, USP KSU Tandangsari harus lebih memperhatikan dan dioptimalkan terhadap aspek-aspek yang belum optimal Aspek Likuditas, Aspek Kemandirian dan Pertumbuhan dan juga untuk mengembangkan terhadap aspek-aspek yang terdiri dari Aspek Permodalan, Aspek Kualitas Aktiva Produktif, Aspek Manajemen, Aspek Efisiensi, dan Aspek Jatidiri Koperasi, agar pada waktu yang akan datang memperoleh predikat “Sehat”.
Item Type: | Thesis (Skripsi (S1)) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Simpan Pinjam, Meningkatkan |
Subjects: | S1 - SKRIPSI |
Divisions: | PROGRAM STUDI SARJANA MANAJEMEN > MANAJEMEN PERBANKAN |
Depositing User: | Febrian Ricky |
Date Deposited: | 20 Feb 2023 07:14 |
Last Modified: | 20 Feb 2023 07:14 |
URI: | http://repository.ikopin.ac.id/id/eprint/1851 |
Actions (login required)
View Item |